Gunungkidul, INAMEDIA.id – Lumbung Mataraman di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, Gunungkidul yang beberapa waktu yang lalu diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi daya tarik tersendiri dari berbagai kalangan masyarakat untuk berkunjung hadir.
Program Lumbung Mataraman ini salah satu program yang dicanangkan oleh Gubernur DIY, dikarenakan Kalurahan Bendung Kapanewon Semin ini menjadi Kalurahan dengan predikat mandiri pangan dibidang Pertanian.
Kemudian melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Kalurahan Bendung diberikan dana keistimewaan dibidang Pertanian dengan program Lumbung Mataraman tersebut.
Sedangkan jumlah Anggaran yang di berikan dari Dana Keistimewaan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY sebesar 750 juta yang diperuntukkan untuk pengembangan sektor pertanian dengan pola terpadu.
Studi tiru dari berbagai instansi baik yang berasal dari Wilayah Gunungkidul maupun luar daerah datang ke tempat pengelolaan pertanian terpadu yang berada di Kalurahan Bendung. Mereka yang datang dalam rangka belajar dan berbagi ilmu dengan konsep pola pengembangan pertanian terpadu untuk selanjutnya dikembangkan di daerah asal mereka datang.
Dengan Luas lahan 1,5 Hektar yang merupakan tanah kas Kalurahan Bendung, kemudian diserahkan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berasal dari 9 Padukuhan untuk dikelola secara bersama-sama dengan ditanami berbagai macam komoditas pertanian.
Tidak hanya pada bidang pertanian yang menjadi prioritas utama pengembangan, namun 250 ternak kambing yang dibudidayakan dan dikelola disekitar lahan juga menjadi sasaran pengembangan peternakan berbasis pola pertanian terpadu.
Lurah Bendung, Kapanewon Semin Didik Rubiyanto mengatakan, yang dilakukannya bersama dengan seluruh masyarakat yang terlibat adalah sejalan dengan apa yang menjadi program pemerintah dalam rangka penguatan ketahanan pangan.
Berproses untuk mencapai hal tersebut tidak mudah dan instan, pihaknya harus berproses kurang lebih selama 5 tahun dalam rangka persiapan, termasuk dalam rangka menyamakan persepsi masyarakat yang berasal dari 9 Padukuhan untuk benar-benar terlibat dan berperan aktif dalam program yang dikembangkan.
“Sumber Daya Manusia (SDM) terlebih dahulu yang harus benar-benar terbangun, sehingga yang kami lakukan kedepan akan berjalan sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakati bersama,” ujarnya (01/01/2023).
Didik Rubiyanto menjelaskan, dari luas lahan 1,5 Hektar yang dipersiapkan oleh pemerintah Kalurahan diserahkan berpetak kepada Gapoktan, KWT dan masyarakat untuk di kelola.
Pertanian dan Peternakan yang terintegrasi dikonsep secara teliti sehingga apa yang dihasilkan dari kedua sektor tersebut bisa saling melengkapi, termasuk jenis tanaman pertanian diharuskan untuk tidak monoton ditanam pada setiap petak.
“Dengan konsep pertanian terpadu yang dikembangkan harapannya sektor peternakan yang dikelola bisa menjadi nilai tambah tersendiri, karena dari 2 sektor tersebut saling melengkapi dan berkaitan,” imbuhnya.
Pola pertanian terpadu tersebut menurut Didik diharapkan bisa menjadi wahana edukasi bagi warga Kalurahan Bendung dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas untuk bersama-sama datang dan belajar bagaimana menciptakan sebuah inovasi pertanian yang berkualitas.
Seperti halnya Sektor lain termasuk Desa Wisata, hasil kerajinan, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalurahan Bendung dikatakan Didik secara otomatis bisa lebih maju dan berkembang seiring dengan Lumbung Mataram yang sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat.
“Tujuan utamanya adalah Pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat, dengan harapan apa yang sudah berjalan terbangun bisa terus langgeng dan berkelanjutan, ” tegas Lurah Bendung.