“Saya katakan supaya tolong ajari anaknya berkata jujur. Karena kalau kita jujur, hati kita akan lurus,” ujar Elisabeth, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2014). Menurut Elisabeth, selama ini Assyifa kerap berbohong.
Elisabeth pun meminta kepada ibu Assyifa untuk memperhatikan ucapan dari anak-anaknya. Sebelumnya, kakak Assyifa mengatakan pembunuhan yang dilakukan adiknya bersama Muhammad Hafitd tidak sadis.
Sebagai sesama ibu, Elisabeth mengaku mengingatkan bahwa pernyataan kakak Assyifa itu berbahaya. Dia menganalogikan, jika seorang anak sudah terbiasa mendengar kata kasar, maka mengucapkan kata kasar pun terasa bukan perbuatan salah.
Kepada ibu Assyifa, Elisabeth pun mengatakan bahwa dirinya punya banyak kesempatan untuk menuntut balas perbuatan Assyifa. Kesempatan itu terbuka selama dia mengikuti jalannya persidangan maupun sejak pertama kali bertemu di RSCM.
“Bisa saja saya melukai Assyifa untuk membalas dendam, tapi saya lebih memilih menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah hukum,” lanjut Elisabeth. Dia pun meminta ibu Assyifa untuk tak takut menghadapi perkara ini dan terus mendampingi putrinya selama persidangan.
Terlebih lagi, lanjut Elisabeth, dirinya dan keluarga tak pernah sedikit pun punya niat berbuat jahat pada keluarga Assyifa. “Lah wong waktu kami tahu Assyifa pembunuhnya, kami disuruh amankan ya amankan. Tidak ada kami malah teriak-teriak kalau dia yang membunuh,” ujar dia.
Penulis | : Jessi Carina |
Editor | : Palupi Annisa Auliani |
Baca Juga Komentar pada sumber asli.
Foto : Documen Primadi