<

KERENDAHAN HATI DALAM HIDUP

Oleh : Dhanny

Di suatu negara, hiduplah seorang pengusaha besar yang sederhana, dan takut akan Tuhan. Sebut saja namanya Pak Michael, yang menjadi orang terkaya di negara itu. Pak Michael memiliki holding company, yang terdiri dari 200 perusahaan. Beliau sosok yang “low profile”, sehingga jauh dari kesan pencitraan dari media, dan sangat berbagi bagi sesama, baik karyawan, penyandang difabel, orang tua jompo, anak anak terlantar, dan pelajar tidak mampu. Pak Michael memiliki Yayasan yang membiayai kaum marginal, dan banyak perusahaannya memiliki tenaga kerja difabel serta mantan narapidana.Suatu hari, saat Pak Michael yang akan berusia 75 tahun, ia memutuskan untuk pensiun dini dari jabatannya sebagai “Executive Chairman” dan memutuskan mencari penggantinya dari kalangan perusahaan. Untuk mencari penggantinya, syaratnya hanya satu, yaitu “memiliki kasih kepada sesamanya yang marginal”. Perlu diketahui, beliau memang memiliki 2 anak, tetapi karena kehidupan mereka yang suka berfoya foya, Pak Michael tidak mau memilih salah satu diantaranya, malah menseleksi dari luar.

Setelah berunding dengan asisten yang dipercayanya, maka Pak Michael menyamar sebagai kaum marginal, seperti gelandangan dan pengemis. Ia memulai melakukan penyamaran, dibantu ahli make up wajah, Pak Michael menjelma sebagai gelandangan dan pengemis yang kelaparan. Sasaran yang dituju, yaitu kepada 1000 orang direktur di ke-200 perusahaannya, dan memakan waktu selama 2,5 bulan. Hasilnya nol, 1000 orang direkturnya sama sekali tidak ada yang peduli kepada sesama, semua memperlakukan Pak Michael, yang “dipermak” wajahnya,  dengan sangat kasar sekali, ada yang mendorong dan memaki maki. Semua adegan penyamaran itu direkam oleh asistennya yang setia.

Pak Michael tidak putus asa, regenerasi harus tetap berjalan dengan baik. Ia tertarik dengan salah seorang staff audit internal berusia 33 tahun, bernama Imelda, yang biasa datang ke kantor jam 07.30 dan pulang jam 19.30 (sedangkan karyawan lain datang jam 08.00 dan pulang jam 17.00). Imelda selalu mengucapkan salam dan menuntun Pak Michael saat keluar masuk lift.

Sekali lagi, Pak Michael menyamar sebagai pengemis lapar, dan saat Imelda datang diluar gerbang kantor pusat perusahaan itu, beliau menjalankan rencananya. “Ibu, saya lapar, apakah ada sedikit makanan, yang dapat menganjal perut saya?”, kata Pak Michael. Dengan memapahnya, Imelda mengeluarkan bekal sarapannya, “Bapak, silakah makan roti ini”, dan ia juga memberikan sejumlah uang. “Terima kasih, Tuhan pasti memberikan berkat anugerah-Nya kepadamu”, kata Pak Michael.

Sebulan berlalu, hari itu bertepatan ulang tahun ke-50 holding company, semua staff dan direksi dikumpulkan di gedung pertemuan. Saat berpidato, Pak Michael berkata, “Sdri. Imelda dimohon maju kedepan”. Setelah maju ke depan, beliau berkata “Sdri. Imelda akan menggantikan saya sebagai Executive Chairman, setelah saya pensiun dan hanya sebagai penanam saham saja”. Mendengar kata kata Pak Michael, seluruh ruangan menjadi gaduh, ada yang berkata tidak adil, semuanya bersungut sungut, dan Imelda pun menjadi bingung. Setelah diputar rekaman, semua direktur holding tersebut menunduk malu, bagaimana memperlakukan “bigbossnya” dengan kasar, dan sebaliknya Imelda dengan penuh cinta kasih.

Pak Michael berkata, “50 tahun saya membangun perusahaan ini dengan penuh kasih dan dengan misi visi, menjadi berkat bagi banyak orang, tanpa memandang latar belakangnya, siapapun dia harus diperlakukan dengan kasih, maka hari ini ada staff sederhana bernama Imelda yang lebih peduli kepada sesamanya daripada ke-200 direktur perusahaan ini”.

Sesudah itu, Pak Michael menuju rumah Imelda dipinggir ibukota itu, sebuah rumah kontrakan yang kecil. Setelah masuk, terdapat 3 kamar tidur, dimana terdiri dari kamar ibu kandung Imelda yang lumpuh dan dibantu seorang suster.
Kamar tidur kedua, dihuni oleh 2 anak yatim piatu, dimana kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan, dan kamar tidur ketiga milik Imelda.
Pak Michael tertarik kepada sebuah ruangan kecil dipojok rumah itu. Setelah dibuka, hanya ada 1 meja, 1 kursi, dan Alkitab besar. Imelda menjelaskan, “Pak Michael, Alkitab ini, saya beli dari gaji pertama, saat saya bekerja di perusahaan milik Bapak, 5 tahun yang lalu”.
Imelda juga berkata, “Karena saya harus menanggung biaya pengobatan mama dan biaya sekolah kedua anak itu, tunangan saya meninggalkan saya tepat 2 minggu sebelum pernikahan kami”.

Pak Michael berkata dengan rasa haru, “Imelda, saya sangat kagum, engkau seorang pekerja keras, tulang punggung keluarga, dan takut akan Tuhan, pilihanku menjadikanmu penggantiku sudah tepat”.

Kemudian Pak Michael memjabarkan semua fasilitas yang diberikan holding company sebagai Executive Chairman, baik gaji, tunjangan, rumah dinas, dan mobil dinas. Pak Michael mengajak Imelda kedua rumah dinas yang sangat mewah, dan strategis di kota itu, lengkap dengan mobil build up. Imelda berkata,”Pak Michael, saya tidak memerlukan semuanya, cukup dengan kebebasan dan rumah kontrakan kecil, kami sangat bersyukur atas anugerah Tuhan”. Pak Michael berkata lagi, “Imelda, semua fasilitas ini sudah ditentukan holding, terimalah.”

Imelda yang dipercaya sebagai “Executive Chairman”, menjalankan holding company dengan sangat baik dan Pak Michael dapat menikmati hari tua dengan bahagia.

Apa yang dapat kita petik dari kisah diatas?

  1. Baik Pak Michael maupun Imelda, walaupun berbeda status sosial, keduanya memiliki karakter rendah hati dan kasih.
  2. Dalam Masa Pra Paskah, sangat diperlukan “Pengosongan Diri”, sebab “kedagingan” sangat lemah.
  3. Di era saat ini, kesetaraan gender antara pria dan wanita diutamakan, semuanya dapat berperan aktif disegala bidang.
  4. Ayat yang mendasari yaitu Filipi 4:12, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun hal kekurangan”.
  5. Bagi kita yang lemah tubuh, sakit penyakit, dan hidup dalam kesulitan, yakinlah Tuhan akan selalu menyertai kita dengan Cinta Kasih-Nya yang luar biasa.

Tuhan memberkati kita semua. 

Exit mobile version