Mengenal Paguyuban Reog Ponorogo “Joyo Manggolo” Yang Menjadi Salah Satu Seni Budaya di Kabupaten Gunungkidul

Gunungkidul, INAMEDIA.id – Paguyuban Seni Reog Ponorogo Joyo Manggolo merupakan komunitas seni budaya yang beralamat kan di Padukuhan Bintaos, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, Gunungkidul.

Joyo Manggolo berdiri pertama kali pada 27 Januari 1967 pertama kali didirikan oleh sesepuh budaya yang bernama Wasno beserta 9 orang rekannya, sedangkan untuk pelatih berasal dari Ponorogo

Menurut cerita awal berdirinya Paguyuban Joyo Manggolo bermula dari ide dan gagasan dari Wasno dan pemuda pelajar yang bernama Sularno yang keduanya merupakan siswa SMAN 1 Wonosari yang mempunyai keinginan untuk mendirikan Paguyuban Seni Reog Ponorogo Joyo Manggolo.

Hingga seiring berjalannya waktu Paguyuban Reog ini selanjutnya diteruskan oleh putra Wasno yang bernama Eka Sulistiana sejak Bulan Januari tahun 1997.

Eka Sulistiana selaku sesepuh dan pimpinan Reog Ponorogo Joyo Manggolo, paguyuban yang dipimpinnya sudah malang melintang mengikuti pementasan Festival Reog Nasional di Ponorogo pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2013, 2016, sedangkan untuk pementasan yang lain Joyo Manggolo pernah tampil dihampir seluruh pulau Jawa.

Dikatakan Eka Sulistiana, Paguyuban Reog Joyo Manggolo ketika mengikuti Festival sesekali didukung dorongan dana dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul pada saat itu.

Kemudian pada tahun 2016 karena Paguyuban mengalami kesulitan alat selanjutnya mengajukan bantuan ke kementerian Pendidikan di Jakarta melalui Balai Nasional Pelestarian Budaya DIY yang pada akhirnya diberikan Bantuan lengkap yang terdiri dari Gamelan, Dadak Merak, Kostum serta peralatan penunjang yang lain.

Eka Sulistiana mengatakan, Seni Reog Ponorogo Joyo Manggolo sejak berdiri mempunyai keinginan untuk mengembangkan budaya khususnya seni Reog Ponorogo bagi kawula muda yang ada di Lingkungan Padukuhan Bintaos pada saat itu.

“Tujuan utamanya didirikanya Paguyuban ini adalah memberikan wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat seni yang dimiliki untuk menghindari kegiatan yang Negatif,” terangnya (08/11/2022).

Sedangkan sampai saat ini menurut Sulis, keterlibatan dari Dinas Kundha Kabudayan Gunungkidul belum ada perhatian yang agak berlebih, Joyo Manggolo hanya pernah sekali di undang untuk tampil di Auditorium TBG Gunungkidul pada tanggal 20 Oktober 2022.

Paguyuban Reog Ponorogo Joyo Manggolo sudah hampir 60 Tahun berdiri dan menjadi salah satu bagian khasanah budaya yang ada di Kabupaten Gunungkidul selain budaya dan kesenian yang lain.

“Sehingga saya berharap selaku sesepuh paguyuban Joyo Manggolo, kepada Dinas Kundha Kabudayan Gunungkidul berkenan memberikan Support dan memberikan dukungan bantuan fasilitas alat agar supaya kesenian seperti Reog Ponorogo ini tetap lestari di Gunungkidul,” pungkasnya.

Exit mobile version